Kamis, 31 Maret 2016

SISTEM INSTRUKSIONAL

Menggunakan konsep sistem dalam kegiatan instruksional menghasilkan pemahaman yang oleh Smaldino, Sharon E, Russel, James D, Heinich, Robert, dan Molenda, Micheal (2005, hal.25) dinyatakan bahwa sebagai interrelated component that work together, effectivelly and reliably, within a particular framework to provide learning activities necessary to acomplish a learning goal.
Sebagai contoh, berbagai jenis kegiatan dalam instruksional seperti tatap muka, kegiatan instruksional melalui televisi dan radio, paket belajar mandiri, berbasis web (internet/intranet), instruktional dalam laboratorium, workshop, seminar dan teleconferencing. Komponen dari setiap jenis kegiatan itu berbeda atau tidak seluruhnya sama. Namun sama-sama memiliki tujuan, alat evaluasi, isi, metode, media/alat dan waktu instruksional. Komponen tersebut memiliki fungsi dan juga terintegrasi serta berintegrasi sebagai satu kesatuan yang mengarah pada pencapaian tujuan instruksional.


Komponen Dasar
1. Peserta Didik
Peserta didik memiliki karakter dan perilaku (entering behavior) yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap awal pada saat memulai proses instruksional. Perilaku dan karakteristik awal peserta didik yang relevan dengan proses instruksional yang akan dilakukan misalnya :

  • Latar belakang pendidikan dan pengalaman sebelumnya yang mengandung kompetensi yang telah dikuasainya. Bila selaras dengan yang ditempuhnya maka menjadi modal awal untuk mempelajari bahan tersebut. Sehingga proses instruksional akan lebih mudah dilaluinya.
  • Motivasi belajar yang mengandung pengertian dorongan dan semangat serta rasa ingin tahu (curiousity) yang dimiliki untuk mempelajaran bahan instruksional.
  • Akses terhadap sumber belajar yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari.
  • Kebiasaan belajar melalui kegiatan instruksional tatap muka atau mandiri.
  • Domisili atau tempat tinggal yang diukur dengan jarak tempuh ke pusat kegiatan belajar.
  • Akses terhadap saluran komunikasi dan media instruksional untuk digunakan seperti telepon, komputer, buku atau media cetak.
  • Kebiasaan dan disiplin mengatur waktu belajar secara teratur akan lebih mudah penyelesaian tugas.
  • Kebiasaan belajar secara sistematik akan sangat kondusif untuk menguasai materi instruksional lebih cepat dan lebih baik.
  • Kebiasaan belajar sambil berpikir untuk menerapkan hasilnya dalam kehidupan untuk memelihara motivasi belajar.

2. Lulusan yang berkompetensi seperti yang diharapkan
Lulusan yang memiliki kompetensi artinya sukses menyelesaikan proses instruksional. Kompetensi tersebut mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang dapat mengantarkan peserta didik pada tingkap pencapaian kinerja (performance).

3. Proses Instruksional
Proses instruksional dibangun dengan strategi instruksional (instructional strategy) tertentu. Strategi berbentuk sintesis dari langkah-langkah kegiatan instruksional, metode, media dan alat, dan waktu yang diorganisasikan untuk menyajikan isi instruksional (instructional content) dalam mencapai tujuan instruksional.

4. Pengajar
Pengajar dapat menciptakan kegiatan instruksional yang kreatif dan inovatif dengan mengacu pada tujuan instruksional. Kreatif bermakna setiap saat dapat memilih metode dan alat yang dipandang sesuai dengan tujuan. Ini bertujuan untuk menghindar dari rasa bosan dan jemu, baik terhadap pendidik maupun peserta didik. Kreatifitas akan muncul jika diberi kebebasan dan didukung oleh atasan dan lingkungan, sepanjang relevan dengan tujuan instruksional.

5. Kurikulum
Dalam pengertian sempit hal ini mengandung makna daftar mata pelajaran yang teroganisir dengan logis untuk mencapai tujuan instruksional.

6. Bahan Instruksional
Disusun untuk suatu mata pelajaran dalam kurikulum berdasarkan TIU dan TIK, karakteristik peserta, dan strategi untuk setiap tujuan instruksional. Bentuk bahan instruksional berdasarkan pendekatannya :

  • Bahan yang digunakan untuk kegiatan instruksional tatap muka biasa disebut bahan kompilasi berupa bahan cetak dan non cetak.
  • Bahan yang digunakan untuk kegiatan instruksional mandiri biasa disebut modul, yang mengadung isi instruksional dan mampu menjelaskan sendiri. Modul dapat berupa cetak, non cetak dan kombinasi keduanya.
  • Bahan instruksional kombinasi biasa digunakan oleh pendekatan instruksional tatap muka yang dikombinasikan dengan kegiatan mandiri. Dapat menggunakan buku teks biasa dan bahan instruksional mandiri.

Demikian penjelasan singkat mengenai enam komponen utama kegiatan instruksional. Bahwa keberadaannya menjadi persyaratan minimal untuk terjadinya kegiatan instruksional tatap muka.

Rabu, 30 Maret 2016

STRUKTUR TAKSONOMI

Kategori Dimensi Pengetahuan
Secara umum pengetahuan dikembangkan berdasarkan 4 (empat) tipe umum pengetahuan : Faktual. Konseptual, Prosedural dan Metakognitif.
Pengetahuan Faktual adalah pengetahuan akan elemen-elemen content yang terisolasi, yakni bagian-bagian kecil dari informasi. Meliputi pengetahuan akan terminologi (peristilahan) dan pengetahuan akan "bentuk-bentuk pengetahuan yang terorganisir yang lebih kompleks". Meliputi pengetahuan akan klasifikasi dan kategori, prinsip dan generalisasi, dan teori, model dan struktur.
 
Pengetahuan Konseptual adalah pengetahuan akan hubungan intern antara elemen-elemen dasar didalam struktur yang lebih besar yang memudahkan mereka berfungsi secara bersama.
Pengetahuan Prosedural adalah pengetahuan mengenai bagaimana berbuat sesuatu. Meliputi pengetahuan akan keterampilan-keterampilan dan algoritme, teknik dan metode, serta pengetahuan akan kriteria yang digunakan untuk menentukan dan membenarkan "kapan melakukan apa" dalam ilmu disiplin dan wilayah spesifik.
Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan mengenai cognition (pengertian) secara umum serta kesadaran dan pengetahuan mengenai pengertian diri seorang. Meliputi pengetahuan yang strategis; pengetahuan mengenai tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan bersyarat dan pengetahuan kontekstual; dan pengetahuan diri.

Tipe Utama dan Sub Tipe
Contoh-contoh
A. Pengetahuan Faktual - yakni siswa-siswa elemen dasar harus tahu untuk dikenalkan dengan ilmu disiplin atau mengatasi masalah-masalah didalamnya.
AA. Pengetahuan terminologi
Kosa kata teknis, simbol-simbol musik, sumber daya alam utama, sumber-sumber informasi yang terpercaya.
AB. Pengetahuan rincian spesifik dan elemen-elemen.
B. Pengetahuan Konseptual - yakni Hubungan-hubungan intern diantara elemen-elemen dasar didalam struktur yang lebih besar yang memudahkan mereka berfungsi secara bersama.
BA. Pengetahuan klasifikasi dan kalegori.
Periode - periode waktu geologi, bentuk- bentuk kepemilikan usaha bisnis. Dalil phytagoras, hukum suplai dan permintaan. Teori evolusi, struktur Kongres.
BB. Pengetahuan prinsip dan generalisasi - generalisasi.
BC. Pengetahuan teori, model, dan struktur
C. Pengetahuan Prosedur - yakni Bagaimana melakukan sesuatu, metode pertanyaan, dan kriteria menggunakan ketrampilan-ketrampilan, algoritma, teknik dan metode.
CA. Pengetahuan ketrampilan-ketrampilan spesifik subyek dan algoritma.
Ketrampilan-ketrampilan yang digunakan dalam pelukisan dengan warna-warna air, seluruh jumlah algoritma divisi. Teknik - teknik pewawancaraan, metode ilmiah. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan menerapkan suatu prosedur yang melibatkan hukum kedua Newton, kriteria yang digunakan untuk menilai kepraktisan penggunaan metode tertentu untuk memperkirakan biaya-biaya bisnis.
CB. Pengetahuan teknik-teknik spesifik subyek dan metode.
CC. Pengetahuan kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur-prosedur dengan benar.
D. Pengetahuan Metakognitif - yakni pengetahuan mengenai cognition (pengertian) secara umum serta kesadaran dan pengetahuan mengenai cognition / pengertian orang sendiri.
DA. Pengetahuan strategis
Pengetahuan outlining (gambaran umum) sebagai sarana untuk menangkap struktur unit subject matter (mata pelajaran) di suatu buku teks, pengetahuan mengenai penggunaan heuristic.
DB. Pengetahuan  mengenai tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan bersyarat dan pengetahuan kontekstual.
Pengetahuan tipe-tipe tes tertentu yang dikerjakan guru-guru tertentu, pengetahuan mengenai permintaan-permintaan kognitif mengenai tugas-tugas yang berbeda.
DC. Pengetahuan diri.
Pengetahuan   yang    mengkritisi essay adalah suatu kekuatan pribadi, sedangkan esay-esay   tertulis    adalah kesadaran pribadi; kesadaran tingkat pengetahuan diri seorang.

Demikian uraian tentang struktur taksonomi dari dimensi pengetahuan, semoga bermanfaat.

Senin, 28 Maret 2016

CARA REMOTE KOMPUTER

Aplikasi Splashtop Untuk Remote PC/Laptop


Salah satu cara memberikan pengaruh positif pada audient atau pendengar disaat presentasi adalah bagaimana cara kita memaparkan materi presentasi agar lebih interaktif dan menarik. Hal ini tentu tidak asing lagi bagi seorang bisnisman, sales, dan juga guru atau pendidik.
Kesempatan kali ini saya mencoba berbagai dan memberikan tutorial singkat satu lagi aplikasi berbasis android yang bisa membantu pendidik dalam pembelajaran. Aplikasi ini bernama Splashtop, dan mungkin diantara kita sudah banyak mengetahuinya. 
Ada beberapa alasan mengapa aplikasi ini bisa digunakan oleh pendidik (guru), diantaranya bahwa (1) umumnya guru saat ini sudah menggunakan alat komunikasi berbasis android (2) aplikasi ini sebagai solusi dalam menghemat biaya dibandingkan harus membeli media presentasi interaktif yang harganya lebih mahal seperti interactive whiteboard dan lainnya (3) guru tidak asing lagi menggunakan email sebagai fasilitas komunikasi data (4) aplikasi ini sangat mudah digunakan/friendly (5) aplikasi ini tidak membutuhkan data internet yang besar (hanya untuk keperluan login yang akan menghubungkan smartphone dan PC).


Berikut ini beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum kita bisa menggunakan aplikasi Splashtop, diantaranya :

  • Pastikan memiliki alamat email, yang akan digunakan untuk registrasi di website splashtop.
  • Memiliki laptop yang akan dikendalikan (remote) dan smartphone atau tablet berbasis android sebagai pengendali.
  • Pastikan jaringan internet normal untuk bisa login pada laptop/PC maupun smartphone/tablet, sekalipun hanya ada jaringan GPRS namun bisa melakukan login pada aplikasi.

Langkah-langkah :
  1. Download aplikasi Splashtop untuk android di PlayStore, selanjutnya langsung install.
  2. Download aplikasi Splashtop untuk Windows (Laptop/PC).
  3. Sebelumnya lakukan registrasi melalui aplikasi atau website Splashtop.
  4. Selanjutnya jalankan aplikasi di laptop/PC maupun smartphone/tablet, lakukan login dengan email dan password yang sudah diregistrasi.
  5. Aplikasi siap digunakan untuk meremote laptop/PC dari smartphone/tablet android.

Website Splashtop untuk download Klik disini
Video tutorial dibawah ini :

Jumat, 25 Maret 2016

Media Presentasi Guru


Aplikasi Video Scribe
Bagi seorang guru, kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran sangat menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Sebagai guru profesional tentu hal ini dapat dilakukan dengan metode, strategi, pendekatan dan media ajar yang sangat komplek sehingga guru dituntut untuk lebih cerdas dalam mengatur strategi. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui media presentasi yang baik dan menarik, baik berupa media konvensional maupun berbasis teknologi.
Software Presentasi adalah aplikasi komputer yang digunakan untuk membuat file presentasi, biasanya digunakan untuk menerangkan, mengajar atau presentasi sebuah projek. Kegunaan dan manfaat Perangkat Lunak / Software Presentasi sangat banyak sekali dalam dunia usaha, pendidikan, kesehatan, teknik dan sebagainya, antara lain :


  • Untuk merancang suatu animasi dalam pembuatan slide untuk keperluan presentasi sehingga penyajian materi atau objek akan tampak lebih hidup serta memotivasi audiens dan tidak semata-mata komunikasi verbal tetapi juga komunikasi non-verbal sehingga audiens tidak bosan dan hemat tenaga.
  • Membuat presentasi dari suatu produk, pelajaran, materi seminar, produk unggulan, acara wisuda, dan sebagainya.
  • Menampilkan Slide-slide presentasi.


Saat ini bermacam-macam aplikasi presentasi yang kita kenal yaitu power point, corel presentation, openoffice impress, dan lainnya. Salah satu yang cukup handal dan praktis yaitu aplikasi "Video Scribe" yang layak dicoba. Selain ringan, aplikasi ini juga cukup menarik dan mudah digunakan.

Semoga postingan kali ini dapat bermanfaat dan membantu rekan guru dalam meningkatkan kompetensinya.

Link download Klik disini
Video contoh dibawah ini.

Rabu, 23 Maret 2016

SUBSTANSI FILSAFAT ILMU

A. Filsafat sebagai landasan pemikiran
Menurut pengertian umum, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat. Dengan pengertian khusus, filsafat telah mengalami perkembangan yang cukup lama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks maka timbul berbagai pendapat tentang arti filsafat dengan kekhususan masing-masing. Berbagai pendapat khusus tentang filsafat :
  • Rasionalisme yang menggunakan akal
  • Materialisme yang menggunakan materi
  • Idealisme yang menggunakan idea
  • Hedonisme yang menggunakan kesenangan
  • Stoikisme menggunakan tabiat saleh

Adapun filsafat sebagai landasan pemikiran dibuktikan secara rasionalisme oleh orang-orang sofis diantaranya :

Thales (624-546 SM), orang Miletus itu, digelari Bapak Filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga orang zaman sekarang. Thales menjadi filosof karena ia bertanya. Pertanyaan itu dijawabnya dengan menggunakan akal, bukan menggunakan agama atau kepercayaan lainnya.

Socrates ; ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan. Inilah sebabnya socrates bangkit. Ia harus meyakinkan orang Athena bahwa tidak semua kebenaran itu relatif; ada kebenaran yang umum yang dapat dipegang oleh semua orang.
Dari pemikiran beberapa pendapat ahli filsafat di zamannya, dapat disimpulkan bahwa filsafat sangat erat dan penting bagi manusia dalam proses berpikir secara factual dan kritis. Dari ketiga tokoh diatas kita bisa mencontoh pemikiran orang filosof yang mengedepankan ilmu pengetahuan sebagai tujuan utamanya.

Anaximander ; dalam kutipan Mayer, bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirimya. Anaximander mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, demikian alasannya. Pembicaraan filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa di dalam filsafat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis atau tidaknya argumen yang digunakan, bukan terletak pada kongklusi. Disini sudah terlihat bibit relativisme yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme.

B. Filsafat sebagai landasan perencanaan
Memahami suatu konsep dibutuhkan suatu penelaahan dari mulai hulu hingga hilir, perencanaan merupakan suatu konsep yang tidak terlahir begitu saja melainkan ada proses yang melahirkan konsep perencanaan. Filsafat dipahami sebagai sebuah proses olah fikir manusia dalam memahami fenomena dan peristiwa yang terjadi di bumi ini. Cara orang berpikir atau berfilsafat itu yang selanjutnya melahirkan faham-faham filsafat, yang terus berkembang seiring dengan peradaban dan dinamisasi manusia. Dalam perkembangan filsafat terdapat beragam aliran, yang diantaranya aliran idealisme, empirisme, rasionalisme, materialisme, sintesis dan lain sebagainya.
Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

C. Filsafat sebagai landasan pengembangan ilmu
Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara subtantif fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing. Dalam sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang bertujuan. Dan tujuan dari proses perkembangan itu secara alamiah ialah kedewa­saan, kematangan dari kepribadian manusia. Dengan demikian, jelaslah bahwa pengertian pendidikan itu erat kaitannya dengan masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia. Pendidikan diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya.

Kesimpulan
  • Substansi filsafat diartikan sebagai objek yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada keterangan-keterangan lain. Berbicara mengenai substansi filsafat tidak lepas dari pengertian fakta, kebenaran, kenyataan, konfirasi, maupun logika.
  • Filsafat sebagai landasan pemikiran yaitu filsafat yang bersifat rasionalisme (menggunakan akal), Materialisme yang (menggunakan materi), Idealisme yang (menggunakan idea), Hedonisme yang (menggunakan kesenangan), dan Stoikisme (menggunakan tabiat saleh).
  • Filsafat sebagai landasan perencanaan maksudnya filsafat dipahami sebagai suatu proses pengambilan keputusan berdasaran fakta yang dimana proses tersebut dapat menciptakan suatu konsep berpikir dalam memahami fenomena dan peristiwa yang terjadi.

Selasa, 15 Maret 2016

PENDEKATAN SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN

Manusia merupakan makhluk sosial yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan untuk mengembangkan diri dalam kehidupannya. Sebagai animal educandum, maka manusia pada dasarnya dapat dan harus dididik serta dapat mendidik dirinya sendiri dalam proses pengembangan dirinya. Mengingat potensi yang dimiliki manusia, maka harus dibekali dengan pendidikan yang cukup dini. Disisi lain banyak terjadi perubahan dalam kehidupan masyarakat seiring kemajuan globalisasi.
Hal ini tentu berdampak pada proses pendidikan terkadang tidak berjalan dengan baik. Perubahan sosial dan kultur masyarakat berpengaruh dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan seperti mengubah cara hidup, cara belajar, cara berkomunikasi dan berpikir serta lainnya. Hal ini menuntut kearifan dan pemahaman pendidik dalam mengembangkan potensi peserta didik agar proses pendidikan berjalan dengan baik.

A. Konsep Belajar
Definisi belajar yang paling populer adalah yang dikemukakan oleh Kimble pada tahun 1961, bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif permanen di dalam behavioral potentiality (potensi behavioral) yang terjadi sebagai akibat dari praktik yang diperkuat (Hergenhahn dan Olson, 2008: 2). Sementara Reber dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua definisi. Pertama, belajar adalah The process of acquiring knowledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Muhibbin Syah,2008:91).


Menurut Sanjaya (2008: 52), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan. Faktor guru meliputi teacher formative experience (jenis kelamin dan semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang kehidupan sosialnya), teacher training experience (pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan), dan teacher properties (segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat dan sikap guru terhadap profesinya). Faktor siswa mencakup aspek latar belakang, karakteristik dan sifat siswa dengan beragam kemampuan dasarnya. Sementara faktor lingkungan meliputi faktor organisasi kelas dan iklim sosio-psikologis.

B. Teori Belajar Sosio-Kultural
Teori sosiokultural atau kognitif sosial menekankan bagaimana seorang anak atau pembelajar menyertakan kebudayaan ke dalam penalaran, interaksi sosial, dan pemahaman diri mereka.
Ada 2 tokoh yang mendasari terbentuknya teori belajar sosio-kultural :

1. Piaget
Piaget berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder.
Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi hanya sekedar memudahkan belajar. Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan sehingga terjadi ekuilibrasi. Untuk mencapai ekuilibrasi dibutuhkan proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi).

2. Vygotsky
Jalan pikiran seseorang dapat dimengerti dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial (aktivitas dan bahasa yang digunakan) yang dilatari sejarah hidupnya. Peningkatan fungsi-fungsi mental bukan berasal dari individu itu sendiri melainkan berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya.
Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sosial budaya. Anak-anak memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sehari-hari baik lingkungan sekolah maupun keluarganya secara aktif. Perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan demensi individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder, sehingga teori belajar Vygotsky disebut dengan pendekatan Co-Konstruktivisme artinya perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula.
Menurut Vygotsky perkembangan kognisi seorang anak dapat terjadi melalui kolaborasi antar anggota dari satu generasi keluarga dengan yang lainnya. Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus berkembang sepanjang hidupnya dengan berkolaborasi dengan yang lain. Dari perspektif ini para penganut aliran sosiokultural berpendapat bahwa sangatlah tidak mungkin menilai seseorang tanpa mempertimbangkan orang-orang penting di lingkungannya.

C. Konsep Teori Sosio-Kultural
Ada 3 konsep penting dalam teori sosiogenesis Vygotsky tentang perkembangan kognitif sesuai dengan revolusi sosiokoltural dalam teori belajar dan pembelajaran yaitu genetic law of development, zona of proximal development dan mediasi.

a. Hukum genetik tentang perkembangan (genetic law of development)
Menurut Vygotsky, setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua tataran, yaitu interpsikologis atau intermental dan intrapsikologis atau intramental. Pandangan teori ini menempatkan intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang. Sedangkan fungsi intramental dipandang sebagai derivasi atau keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap proses-proses sosial tersebut.

b. Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development)
Vygotsky membagi perkembangan proksimal (zone of proximal development) ke dalam dua tingkat :
(1) Tingkat perkembangan aktual yang tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental).
(2) Tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental).

c. Mediasi
Menurut Vygotsky, semua perbuatan atau proses psikologis yang khas manusiawi dimediasikan dengan psychologis tools atau alat-alat psikologis berupa bahasa, tanda dan lambang, atau semiotika.
Ada dua jenis mediasi, yaitu :

(1) Mediasi metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotik yang bertujuan untuk melakukan self- regulation yang meliputi : self planning, self monitoring, self checking, dan self evaluating. Mediasi metakognitif ini berkembang dalam komunikasi antar pribadi.
(2) Mediasi kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan tertentu atau subject-domain problem. Mediasi kognitif bisa berkaitan dengan konsep spontan (yang bisa salah) dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya).

Kesimpulan
  1. Pada dasarnya proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aksi (aktivitas) dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Belajar merupakan proses penciptaan makna sebagai hasil dari pemikiran individu melalui interaksi dalam suatu konteks sosial.
  2. Pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan dan dimana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya dimana pengetahuan didiseminasikan dan diterapkan. Sehingga melalui aktivitas, interaksi sosial, tersebut penciptaan makna terjadi.
  3. Faktor yg mempengaruhi teori belajar sosiokultural paling dominan adalah faktor lingkungan, karena menurut vygotsky lingkungan sangat besar pengaruhnya.

Filsafat Ilmu


1. Pengertian Filsafat Ilmu
Hakekat manusia adalah berpikir, setiap saat dari hidupnya, sejak lahir sampai ke liang lahat. Hampir taka da masalah yang terlepas dari jangakauan pemikirannya.Karena berpikir pada dasarnya merupakan proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berbagai masalah yang telah dipecahkan sebagai hasil pemikiran manusia telah membuahkan banyak karya-karya monumental. Dan sebenarnya berapapun banyak atau beraneka ragamnya buah pemikiran manusia pada hakekatnya adalah upaya manusia dalam memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada tiga masalah pokok yaitu : Apakah yang ingin diketahui? Bagaimanakah kita memperolehnya? dan apakah kegunaan atau manfaatnya bagi kita? Ketiga pertanyaan itulah yang mendasari cara berpikir filsafat.

Berdasarkan etimologinya, arti kata “filsafat” dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani philoshopia, yangterdiri dari dua kata yaitu Philein yang artinya cinta (hasrat yang besar atau berkobar-kobar dan bersungguh-sungguh) dan Sophia artinya kebijaksanaan (kebenaran sejati atau sesungguhnya). Jadi secara bahasa, filsafat berarti hasrat atau keinginan sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Atau dengan kata lain filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat, inti sari, atau esensi dari segala sesuatu. Orang pertama yang menggunakan istilah Filsafat adalah Phithagoras (572-497 SM).

Sebagaimana pendapat Agustinus dan Descartes bahwa berfilsafat bermula dari keraguan atau kesangsian, yang kemudian dilanjutkan dengan berpikir secara mendalam dan menyeluruh dan kritis.. Berfilsafat bermula dari suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia, terutama dalam menghadapi gejala atau kejadian alam. Manusia akan memikirkan secara mendalam, menyeluruh serta kritis bahwa diluar manusia yang terbatas pasti akanada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran hakiki.

Berfilsafat juga mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berendah diri, terhadap segala sesuatu yang kita miliki saat ini, sebagaimana yang diajarkan oleh Socrates.Kerendahhatian Socrates bukan hanya verbalisme yang sekedar basa basi semata.Orang yang berfilsafat senantiasa merenung dan membongkar tempat berpijak secara fundamental. Berfilsafat seperti mencoba menanyakan ke dalam diri sendiri dengan rendah hati bahwa dari segala yang sudah sempurna dan sudah tersedia di dunia ini, termasuk yang kita miliki perlu kita pikirkan dan kita pertanyakan secara mendasar apa dan bagaimana hakikat keberadaannya, dengan maksud untuk menemukan kebenaran hakiki.

Sejalan dengan pendapat Plato bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berniat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli dan pendapat Aristoteles filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalam ilmu-ilmu metafisikan, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.Jadi filsafat mempelajari atau mempersoalkan suatu fenomena, suatu usaha memperoleh pengetahuan yang menyeluruh, utuh dan fonumental.[1]
Filsafat menurut Kattsoff Louis O adalah suatu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan[2].

Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini, menemukan hakekatnya dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu di dalam bentuk yang sistematis.Filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.Kegiatan kefilsafatan adalah perenungan atau pemikiran.

2. Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan berasal dari kata dasar tahu, berarti berhubungan dengan suatu obyek tertentu.Pengetahuan juga merupakan istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengetahui atau mengenal tentang sesuatu. Ini berarti penngetahuan membutuhkan obyek sebagai hal yang akan ditelaah atau dibicarakan.

Dalam referensi lain pengetahuan adalah hasil usaha manusia terhadap obyek tersebut, suatu aktifitasuntuk memahami obyek tersebut dan hasil usaha untuk memahami obyek tersebut.[3] 

Ilmu adalah pengetahuan yang kita geluti sejak bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi.Berfilsafat tentang ilmu berarti berterus terang pada diri sendiri apakah sebenarnya yang kita ketahui tentang ilmu itu. The Liang Gie menyampaikan bahwa ilmu adalah rangkaian aktifitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.[4]

Ini berarti ilmu merupakan suatu aktivitas ilmiah yang meliputi penelaahan, penyelidikan, mencari penjelasan, memperoleh pemahaman guna menemukan suatu pengetahuan baru. 
_________________________
[1] Surajiyo, Drs, loc.cit, p 26 
[2] Ibid. p 56 
[3] Surajiyo, Drs. Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia “Suatu Pengantar”. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) p 3 
[4] Louis O. Kattsoff. Pengantar Filsafat, (Jogjakarta: Tiara Wacana. 1992). p 4

Minggu, 13 Maret 2016

KETENTUAN UMUM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Pada dasarnya angka kredit jabatan fungsional guru diperoleh dari 4 (empat) jenis kegiatan pokok yaitu Pendidikan, Pembelajaran (PKG), Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Kegiatan Penunjang (Mak.10% AKK). Salah satu kegiatan guru dalam memperoleh angka kredit untuk kenaikan pangkat adalah melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang terdiri dari :
  1. Pengembangan Diri (PD)
  1. Publikasi Ilmiah (PI) dan ;
  1. Karya Inovatif (KI). 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) kegiatan dalam publikasi ilmiah.
Berikut ini video tutorial singkat untuk membantu guru dalam memahami sebuah PTK sesuai ketentuan yang ditetapkan.


Sabtu, 12 Maret 2016

BERBAGI FOTO DENGAN PANORAMIO

Panoramio Untuk Pendidikan
Panoramio merupakan salah situs berbagi foto milik google yang berorientasikan geolokasi untuk membantu kita dalam perjalanan atau merencanakan perjalanan (touring). Foto-foto yang telah diunggah (upload) sebelumnya kedalam akun Panoramio bisa diakses melalui berbagai cara seperi melihatnya langsung melalui situs web panoramio, melalui Google Maps, Google Earth ataupun yang lainnya.
Dengan kemajuan teknologi dan sumber data yang dibagikan (share) maka Panoramio bisa dijadikan salah satu sumber belajar selain membantu kita dalam perjalanan. Sejalan perkembangan teknologi dan gadget atau divice telekomunikasi, tentu fitur Panoramio terus dikembangkan untuk memudahkan dan memanjakan pengguna. Sebagai pendidik, tentunya sumber informasi yang berorientasi geolokasi ini sangat membantu dalam memberikan informasi yang akurat kepada peserta didik, khususnya pada mata pelajaran IPS atau Geografi.

Nah.. ada baiknya bapak ibu guru langsung saja mendaftar akun di Panoramio untuk mencoba dan memanfaatkan fitur yang tersedia. Semoga informasi ini bermanfaat, Selamat Mencoba.

Link >> Disini  atau Disini

INSTRUMEN DUPAK PERMENPAN No.16 Th.2009

Seiring perjalanan waktu, syukur bersyuku rekan-rekan guru khususnya didaerah sudah mulai dan mau belajar untuk meningkatkan kompetensi, serta menyadari tugas dan kebutuhannya.
Sehubungan banyaknya rekan-rekan guru yang bertanya tentang proses pengerjaan Daftar Usul Perhitungan Angka Kredit (DUPAK) Jabatan Fungsional Guru serta blanko pemberkasan yang biasa digunakan, maka saya coba bantu menyiapkan beberapa blanko yang diperlukan. 
Semoga bermanfaat.

Silakan klik link dibawah ini untuk didownload.
Instrumen PK Kepsek >> Klik disini 

Instrumen PK Wakasek >> Klik disini 
Instrumen PK Labor >> Klik disini 
Instrumen PK Pustaka >> Klik disini 
Instrumen PK Guru Kelas& Mapel >> Klik disini 
Instrumen PK Guru BK >> Klik disini 
Blanko DUPAK >> Klik disini
Lampiran (angka kredit) >> Klik disini

Rabu, 09 Maret 2016

MENDU NATUNA

Kesenian Mendu
Mendu merupakan salah satu budaya Melayu Natuna bernuansa kerakyatan dengan menggunakan berbagai media ekspresi seperti teater, tarian dan musik. Teater yang tergolong dalam kelompok seni pertunjukan rakyat ini yang memiliki ciri khusus yaitu pementasannya didahului dengan bunyi tabuhan gendang untuk mengundang penonton, pembukaan dengan nyanyian dan tarian, memperkenalkan para pemain satu persatu, dan nyanyi bersama yang dipimpin  oleh pemain utama sekaligus sebagai sutradara yang menyampaikan jalan cerita yang terdiri dari beberapa bagian atau babak cerita. Babak penyelesaian adegan berupa pertempuran, kemenangan dan kekalahan, yang ditutup dengan adegan penutup yaitu ditutupnya layar bagian akhir dari pertunjukan mendu.

Menurut beberapa sumber bahwa sejarah hikayat mendu berawal dari Pulau Laut yang dimainkan dan dikembangkan oleh Orang Kaya Maddun yang memiliki kedudukan sangat kuat saat itu. Pertunjukan mendu menggunakan syeh-syeh orang kayangan atau dikenal dengan istilah orang bunian, dimana syeh dibangkitkan atau dipanggil oleh Orang Kaya Maddun sebagai seorang bangsawan. Pertunjukan mendu sebenarnya dimainkan oleh banyak orang yang berkisar 40 orang termasuk pemain musik yang berjumlah 5 orang yang terdiri dari laki-laki semua.
Sedangkan menurut budayawan B.M. SYAMSUDIN (1987), mengatakan bahwa mendu yang berkembang di daerah Bunguran Berasal dari Wayang Parsi yang berkembang di Pulau Penang sekitar tahun 1780-1880. Dulunya mendu hanya dimainkan oleh kaum laki-laki, namun sekarang mulai tahun 70-an, tidak hanya milik laki-laki semata tetapi perempuan juga ikut ambil bagian dalam pementasan mendu.
Pertunjukan mendu biasanya memakan waktu lama hingga 7 malam, dengan panggung sederhana beratap daun sagu dan dibatas dengan pagar pelepah daun kelapa untuk membatasi penonton agar tidak mengganggu jalan pertunjukan.

Saat ini kesenian mendu mulai reda karena sudah jarang sekali ditampilkan dan kurangnya minat generasi muda yang mempelajari dan melestarikannya. Harapan kedepan agar kesenian mendu ini diangkat kembali sebagai aset budaya kita khususnya daerah Natuna dan menjadi salah satu objek wisata.

Dibawah ini cuplikan pertunjukan mendu saat kunjungan studi sejarah pihak Akademisi dari Australia yang didampingi oleh dinas pariwisata pada tanggal 16 Januari 2013 di Sedanau Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna.

CARA MEREKAM SCREEN ANDROID

Lollipop Screen Recording Untuk Media Pembelajaran
Berbagai cara bisa digunakan untuk membuat media pembelajaran agar lebih menarik, diantaranya menyisipkan video tutorial yang bisa direkam dari gadget android anda. Salah satu aplikasi android yang bisa dimanfaatkan yaitu Lollipop ScreenRecording yang bisa diperoleh dari Google Play.

Berikut ini langkah sederhana untuk mendownload dan membuat rekaman pada gadget android anda. Dibawah ini video tutorialnya.



Penyebab Anak Malas Belajar


Memahami anak sebagai individu yang sedang menjalani tahapan-tahapan dalam masa pertumbuhannya, diperlukan kesabaran ekstra. Demikian pula ketika mendapati anak yang telah memasuki usia sekolah begitu malas belajar. Mengandalkan guru untuk menyelesaikan masalah? Tentu tak bisa begitu.

Robert D.Carpenter MD salah seorang peneliti yang pernah mengadakan pengamatan terhadap perkembangan belajar murid sekolah dasar di California, Amerika Serikat. Dalam pengamatannya ditemukan adanya penyebab mengapa anak-anak kerap mengalami masalah dalam belajar yang cenderung membuat mereka jadi malas. Berikut ini empat penyebab yang kerap terjadi dan menyebabkan anak malas belajar.



1. Komunikasi tidak efektif

Ingat, target kita berkomunikasi adalah memastikan bahwa ‘pesan’ yang ingin kita sampaikan kepada penerima pesan (anak) diterima dengan benar. Tentu orangtua ingin agar anak mengerti, menyukai dan melakukan apa-apa yang dipikirkan orangtua. Komunikasi yang efektif juga bisa mengungkapkan kehangatan dan kasih sayang orangtua, misalnya, “Ayah bangga sekali, kamu sudah berusaha keras belajar di semester ini.”
Coba ingat-ingat bagaimana pola komunikasi yang kita bangun selama ini. Sudahkah anak-anak menangkap pesan yang kita sampaikan sesuai dengan yang kita maksud?
Seringkali orangtua lupa menyampaikan ‘isi’ dari pesannya, tapi lebih banyak merembet pada hal-hal yang sebenarnya di luar maksud utamanya. Misal, nilai ulangan harian anak di bawah rata-rata teman sekelasnya. Tanpa bertanya terlebih dulu kepada anak kenapa nilainya jelek, Ibu langsung komentar, “Itulah akibatnya kalau kamu nggak nurut Ibu. Main melulu sih. Ibu tuh dulu waktu sekolah nggak pernah dapat nilai 6. Kamu kok nilainya jelek begini. Gimana sih?” Apa inti pesan yang disampaikan Ibu? Anak salah karena nilainya jelek dan semakin salah karena Ibu selalu membandingkan anak dengan keadaan Ibunya sewaktu sekolah. Akibatnya, anak akan berpendapat, “Ah, nggak ada gunanya bilang ke Ibu kalau nilai jelek. Nanti pasti dimarahin.”
Padahal, mengetahui nilai anak yang di bawah rata-rata buat orangtua sangat penting untuk mengevaluasi penyebabnya. “Wah, nilai anak saya untuk mata pelajaran matematika kenapa selalu jelek ya? Apa yang perlu dibantu?” Sederet pertanyaan itu bisa terjawab bila kita berkomunikasi secara efektif, bukan menyalah-nyalahkan anak. Bila penyebab bisa segera diketahui, maka orangtua bisa mencari solusinya dan melakukan perbaikan.
Komunikasi yang tidak efektif yang berjalan selama bertahun-tahun, pastinya akan berdampak negatif pada pembentukan karakter anak. Padahal, salah satu fungsi komunikasi adalah untuk mengenal diri sendiri dan orang lain. Bisa dipastikan pola seperti itu akan membuat anak bingung dalam mengenali dirinya sendiri dan orangtuanya. ‘Apa sih sebenarnya maunya Ayah/Ibu?’ Kebingungan ini mengakibatkan dalam diri anak tidak tumbuh motivasi kuat untuk berprestasi, toh mereka tak tahu apa gunanya mereka belajar.

2. Tak terbantahkan
‘Pokoknya kamu harus ranking satu. Dulu, ayah sekolah jalan kaki, tapi selalu ranking satu. Kenapa kamu nggak bisa?’ Menekankan dengan kalimat, ‘pokoknya’, ‘seharusnya’, dan kata sejenis lainnya menunjukkan tidak adanya celah untuk pilihan lain.
Orangtua yang tak terbantahkan membuat anak sulit mengemukakan pendapatnya. Bahkan, sulit mengetahui potensi dirinya sendiri, apalagi mengoptimalkan potensinya. Kecenderungan tak terbantahkan ini kalau berlanjut terus bisa menjurus pada upaya memaksakan kehendak orangtua pada anak. Misalnya, “Nanti kamu harus jadi dokter.” Kalaupun akhirnya anak mengikuti kehendak orangtuanya kuliah di fakultas kedokteran, ia akan menjalaninya dengan setengah hati. Bisa jadi, hanya setahun dijalani, selanjutnya keluar karena bertentangan dengan keinginannya. Tentu kita tak ingin ini terjadi bukan?

3. Target tidak pas
Target yang tidak pas, bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi dari kemampuannya. Jangan sampai memaksakan begitu banyak kegiatan pada seorang anak sehingga mereka jadi jenuh dan terlalu lelah. Akibat overaktivitas, banyak anak yang kemudian mulai meninggalkan belajar sebagai kegiatan yang seharusnya paling utama.
Di sinilah peranan orangtua sangat penting, jangan sampai terlalu memaksa anak dengan harapan agar mereka dapat menuai prestasi sebanyak-banyaknya. Mereka didaftarkan pada berbagai macam kursus atau les privat tanpa mengetahui bahwa batas IQ seorang anak tidak memungkinkannya menerima berbagai macam kegiatan yang disodorkan oleh orangtua.
Namun, sebaliknya bagi anak yang memiliki IQ tinggi, juga perlu penanganan khusus, karena mereka tidak cukup dengan target regular untuk anak lainnya. Mereka membutuhkan tantangan lebih supaya potensinya teroptimalkan. Untuk mengetahui potensi ini, orangtua perlu bantuan psikolog.

4. Aturan dan hukuman yang tidak mendidik
Terlalu ketat dalam rutinitas harian bisa menyebabkan akhirnya anak malas belajar. Namun, sebaliknya tanpa membuat rutinitas harian anak tidak terbiasa memiliki jadwal belajar yang harus dipatuhinya. Jalan tengahnya, rutinitas tidak bisa ditetapkan secara sepihak oleh orangtua, namun dibangun bersama-sama.
Membuat aturan juga harus diikuti dengan konsekuensi. Jadi, anak dapat mengerti apa hubungannya antara kepatuhan menjalani aturan dengan konsekuensinya, bukan sekadar hukuman yang tidak mendidik, seperti hukuman cubitan bila dapat nilai jelek
Bagi anak usia SD ke atas, orangtua perlu mendiskusikannya dengan anak. Aturan tersebut ditandatangani dan dipasang di dekat meja belajar. Misal, 1) Belajar sehabis shalat Maghrib sampai Isya; 2) Boleh nonton Avatar pada minggu pagi; 3) Main PS paling lama 2 jam di hari libur; 4) dan seterusnya.
Jangan bosan juga untuk meng-up date kesepakatan dan mengingatkan kalau ada yang melanggar. Ingatkan juga akan konsekwensinya, misalnya “Belajar yuk! Kemarin kita sepakat kankalau nggak belajar, gimana hayo?”
Biarkan anak menjawab konsekwensinya. Jika aturan itu sudah dibuat bersama, pasti anak ingat akan konsekwensinya. Harapannya, kesadaran untuk belajar akan tumbuh dari dalam diri anak, bukan dipaksakan orangtua. Tidak ada lagi hukuman yang tidak mendidik, karena hukuman akan membuat anak berpikir “Ugh, belajar sangat tidak menyenangkan!”

Mewaspadai empat hal tersebut penting untuk mencegah kemalasan anak semakin parah. Yuk, bantu anak-anak kita agar rajin dan senang belajar. Demikianlah sedikit informasi tentang penyebab anak malas belajar, semoga bisa membantu kita dalam mengatasi masalah ini.